GOLEK-GOLEK

Selasa, 29 Maret 2011

Makalah Ortopedi “Poliomielitis”

BAB I
PENDAHULUAN
Kelainan gerak merupakan suatu bentuk gangguan yang dapat mempengaruhi seseorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Kelainan gerak akan segera mudah diketahui karena menyangkut adanya perubahan bentuk tubuh dari penyandangnya. Banyaknya penyakit yang melatarbelakangi sebab-sebab kelainan gerak dapat menyulitkan dalam mengetahui jenis kelainan gerak serta tingkat berat ringannya gangguan yang dialami oleh masing-masing penyandangnya. Dalam makalah kali ini akan dibatasi pada pembahasan tentang Poliomielitis, dengan pembatasan ini diharapkan dapat mempermudah dalam memahami penyakit Poliomielitis. Pembatasan penyakit Poliomielitis akan meliputi hal-hal sebagai berikut: pengertian, etiologi (sebab-sebab), protogenesa, gejala-gejala, kelainan fungsi, komplikasi, prognosis, dan prinsip penanganan.


BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian
Poliomielitis atau polio adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus yang dinamakan poliovirus (PV), virus ini masuk ke dalam tubuh melalui mulut, menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat, yang dapat menyebabkan melemahnya otot, kelumpuhan, bahkan kematian. Penyakit poliomielitis sesungguhnya bukan penyakit pertama pada otot-otot, tetapi penyakit yang menyerang mielium. Terutama sel-sel penggerak yang terdapat pada bagian muka mielium tadi. Oleh karena itu kelainan yang timbul berkisar pada otot dengan bentuk kelumpuhan yang bersifat layuh (flaksid paralise). Penyakit ini pada umumnya tidak mengganggu kecerdasan ataupun ala-alat indera.
Poliomielitis ditemukan oleh Heine Medin pada tahun 1840. Pada awalnya poliomielitis lebih banyak ditemukan pada usia 5 tahun, tetapi jarang ditemukan pada anak usia 6 bulan. Hal ini disebabkan oleh beberapa kemungkinan antara lain anak telah mendapatkan kekebalan (imunitas) pasif yang diperoleh ibunya melalui plasenta dan adanya infeksi yang ditimbulkan dari kesehatan lingkungan yang buruk.

B.Etiologi (Penyebab)
Telah dijelaskan di atas bahwa penyakit ini disebabkan oleh virus polio. Ada tiga tipe virus, yang pertama strain 1 (brunhilde), strain 2 (lanzig), dan strain 3 (leon). Strain 1 (brunhilde) paling ganas, dan sering menyebabkan wabah. Sedangkan strain 2 (lanzig) yang paling jinak. Penyakit ini menular melalui kontak antar manusia. Kontak dapat melalui penularan dari feses orang terinfeksi yang mengkontaminasi makanan dan minuman, untuk kemudian masuk ke dalam mulut calon penderita. Setelah seseorang terkena infeksi polio, virus akan keluar bersama feses selama beberapa minggu dan saat itulah dapat terjadi penularan virus.
Selain virus polio yang dapat menimbulkan kelumpuhan yang menyerupai poliomielitis adalah virus echo dan coxsackie. Penyebaran penyakit yang bersifat masal dan banyak menyerang orang karena sifatnya yang akut biasanya penyebabnya adalah virus tipe leon. Sedangkan tipe-tipe yang lain seperti tipe lanzig paling jarang menimbulkan kelumpuhan.

C.Patogenesa
Virus polio menyebar melalui saluran pencernaan, dimulai dari mulut, tenggorokan, dan saluran pencernaan bagian bawah. Di tempat tersebut virus akan menimbulkan infeksi, dalam satu hari infeksi akan menyebar ke kelenjar getah bening, tonsil, usus halus, dan juga ke kelenjar mesentrium yang terdapat dalam usus. Hari ketiga virus berada dalam darah, kemudian terjadi penyebaran ke tempat lain sebagai infeksi sekunder. Pada infeksi sekunder terjadi multiplikasi virus bersamaan dengan gejala-gejala klinis.
Selain cara tersebut, virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui suntikan. Melalui suntikan tersebut virus masuk saraf dan menyebabkan kelumpuhan, cara lain lagi melalui operasi tonsil (tonsilektomi).
Dengan masuknya virus polio ke dalam tubuh dan adanya perkembangan biak virus pada tonsil dan usus sehingga berakibat terjadinya kerusakan pada sel saraf (mielium), maka tubuh akan menunjukan reaksi-reaksi yang dapat merupakan gejala-gejala sebagai petunjuk diagnose polio.

D.Gejala-gejala
Kelmpuhan secara umum berbentuk flaksid paralise merupakan manifestasi yang paling nyata menunjukkan adanya kerusakan sel saraf. Rasa sakit atau nyeri, spastisitas, hipertonus stadium dini diakibatkan oleh gangguan pada batang otak, ganglia spinalis, dan cornu posterior medulla spinalis.
Gejala-gejala yang timbul dapat dikelompokan, antara lain sebagai berikut:
a.Silent infection
Pada tahap ini anak terserang penyakit poliomielitis sama sekali tidak menunjukkan gejala apa-apa dan hanya dapat diketahui bila melakukan pemeriksaan laboratorium.


b.Abortive poliomielitis
Pada tahap ini sudah ada gejala tetapi belum begitu jelas. Baru dicurigai, jika orang yang baru tersebut baru kontak dengan penderita poliomielitis. Gejala bias berupa panas, lemas, tidak ada nafsu makan, muntah-muntah, sakit kepala, nyeri menelan, batuk, pilek.
c.Non paralitik poliomielitis
Gejala-gejalanya hampir sama dengan abortive poliomielitis tetapi lebih hebat lagi, seperti nyeri kepala, muntah-muntah, disertai dengan nyeri dan kekakuan pada otot-otot leher bagian belakang, badan dan anggota gerak tubuh mengalami hipertonus.
d.Paralitik poliomielitis
Gejala mula-mula seperti non paralitik poliomielitis, lalu disusul dengan periode tanpa gejala tampak seperti penyakit. Kelumpuhan juga dapat terjadi pada kandung kencing selama 1-34 hari dan hilangnya kekuatan ketegangan otot usus, kadang-kadang menjadi penyakit usus berbelit.

E. Kelainan fungsi akibat poliomielitis
Kelainan fungsi akibat poliomielitis adalah adanya hambatan pada seseorang yang menyandang penyakit poliomielitis dikarenakan adanya kelumpuhan dan sifatnya menetap. Akibat kelumpuhan bisa menimbulkan hambatan tidak saja dari segi penampilan tetapi juga terhadap kegitan hidup sehari-hari.
Kelainan fungsi yang timbul diantaranya adalah:
a.Kelainan fungsi komunikasi
Kelainan fungsi komunikasi akan terjadi apabila terjadi hambatan pada saluran pernafasan, tetapi hal ini jarang terjadi pada anak polio.
b.Kelainan fungsi memelihara diri sendiri
Kelainan fungsi ini timbul jika ada kelainan pada anggiota gerak atas atau kelumpuhan pada otot badan. Kelainan ini menyebabkan kesulitan memegang, dan kesulitan berpindah tempat.


c.Kelainan fungsi mobilisasi
Kelainan ini akan timbul apabila anggota gerak bawah mengalami kelumpuhan. Kelainan fungsi mobilisasi bisa terjadi sejak anak berguling, merangkak, duduk, berdiri, sampai berjalan.
d.Keleainan fungsi sosial psikologis
Anak akan merasa rendah diri sehingga mengakibatkan terhambatnya penyesuaian sosial.
e.Kebutuhan fungsi mental
Kelainan fungsi mental pada anak polio timbul jika anak mengalami gangguan sosial psikologis. Anak polio umumnya mampu mengikuti pendidikan pada sekolah biasa.

F.Komplikasi
Ada beberapa kemungkinan komplikasi dan akibat penyakit poliomielitis antara lain:
a.Kontraktur sendi
Yang sering terkena kontraktur antara lain sendi paha, lutut, dan pergelangan kaki.
b.Pemendekan anggota gerak bawah
Biasanya akan tampak salah satu tungkai lebih pendek dibandingkan tungkai yang lainnya, disebabkan karena tungkai yang pendek mengalami antropi otot.
c.Skoliosis
Tulang belakang melengkung ke salah satu sisi, disebabkan kelumpuhan sebagian otot punggung dan juga kebiasaan duduk atau berdiri yang salah.
d.Kelainan telapak kaki
Kelainan telapak kaki dapat berupa kaki membengkok ke luar atau ke dalam.
e.Dislokasi
Yaitu sendi terkilir, dapat terjadi pada sendi lutut, panggul, dan pergelangan kaki.



G.Prognosis
Beberapa kemungkinan yang terjadi pada anak yang terserang poliomielitis diantaranya:
a.Kematian
Hanya ditemukan 4% pada kasus poliomielitis. Yang banyak menimbulkan kematian adalah tipe brunhilde.
b.Kelumpuhan
Pada bentuk spinal dengan kelumpuhan penyembuhan secara sempurna hanya terjadi sekitar 20% kasus dan 50% menunjukkan gejala sisa.
Kemungkinan yang terjadi setelah penyakit poliomielitis sembuh, yaitu yang berhubungan dengan kelainan fungsi adalah bila dalam 6 bulan belum ada perbaikan secara menyeluruh maka pemulihan fungsi di tangguhkan sampai 2-3 tahun.

H.Prinsip penanganan
Ada dua macam penanganan poliomielitis, yaitu:
a.Penanganan pada saat seseorang masih menderita penyakit poliomielitis.
b.Penanganan pada saat seseorang telah sembuh dari penyakit poliomielitis.
Penanganan yang diberikan disesuaikan dengan gejala-gejala yang muncul, seperti silent infection cukup dengan istirahat, tahap abortive polio dengan istirahat dan pemeriksaan untuk mengetahui kemungkinan kelainan muskuloskeletal (system gerak tubuh), tahap non paralitik dengan istirahat total sedikitnya dua minggu dan dengan observasi lebih teliti karena setiap saat dapat terjadi kelumpuhan pernafasan.
Untuk penanganan tahap akut berdasarkan pada gejala yang timbul, misalnya rasa nyeri otot diberi obat penghilang sakit atau di beri pembalut hangat. Setelah tahap akut berlalu tindakan ditujukkan untuk mengatasi akibat sekunder berupa kelainan fungsi. Penanganannya dengan mencegah komplikasi antropi ataupun kontraktur yang mungkin timbul diantaranya melalui latihan gerak sendi atau meletakkan anggota tubuh pada posisi yang sesuai.

BAB III
KESIMPULAN

Poliomielitis atau polio adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus yang dinamakan poliovirus (PV). Penyebab polio adalah virus, ada tiga tipe virus polio yaitu:
a.Strain 1 (Brunhilde)
b.Strain 2 (Lanzig)
c.Strain 3 (Leon)
Virus polio menyebar melalui saluran pencernaan, dimulai dari mulut, tenggorokan, dan saluran bagian pencernaan bagian bawah. Gejala-gejala polio yang timbul dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a.Silent infection
b.Abortive poliomielitis
c.Non paralisis poliomielitis
d.Paralitik poliomielitis
Kelainan fungsi yang biasa di alami oleh penderita poliomielitis antara lain:
a.Kelainan fungsi komunikasi
b.Kelainan fungsi memelihara diri
c.Kelainan fungsi mobilisasi
d.Kelainan fungsi sosial psikologis
e.Kelainan fungsi mental.
Ada beberapa kemungkinan komplikasi dan akibat penyakit poliomielitis yaitu:
a.Kontraktur sendi
b.Pemendekan anggota gerak bawah
c.Skoliosis
d.Kelainan telapak kaki
e.Dislokasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar