GOLEK-GOLEK

Selasa, 29 Maret 2011

“Peranan dan Fungsi Guru dalam Kepemimpinan di Sekolah”

Di dalam ilmu psikologi sosial secara tradisional kata peran diartikan sebagai suatu perilaku yang selayaknya dikerjakan suatu posisi dan status yang dimiliki oleh si pemegang peran. Seseorang memegang predikat sebagai guru, atau dalam posisi sebagai guru, atau statusnya sebagai guru, maka sebagai konsekuensi logis, maupun implikasi praktis. Dengan menggunakan paradigma humanistik psikologi, maka dapat dirumuskan peran dan guru di dalam kepemimpinan pendidikan meliputi fungsi guru sebagai relator, guru sebagai diagnostisian, guru sebagai mediator, dan guru sebagai koreograper.
Guru sebagai relator.
Mengajar adalah suatu aktifitas mengorganisasi, dan mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi belajar. Peran dan fungsi guru sebagai relator adalah mengatur lingkungan serta membimbing aktifitas anak didik. Artinya guru jangan hanya mampu mendominasi kelas, melainkan guru juga harus mampu menyajikan aktifitas apa saja yang selayaknya diberikan kepada anak didik,dan dapat dikerjakan oleh murid. Guru mutlak perlu mengenali anak didiknya agar dapat mengajar dengan baik. Oleh karena itu di sekolah-sekolah modern “Permanent Cumulative record” merupakan sarana untuk mengenali murid dengan sebaik-baiknya. Pengenalan tentang cara belajar yang baik juga merupakan tugas guru. Agar siswa dapat belajar dengan baik maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut yaitu keadaan fisik anak, keadaan emosional dan sosial, keadaan lingkungan, kontrol diri (pengendalian diri), sikap optimistic, punya time schedule, dan disiplin.
Guru sebagai diagnostisian.
Pengajaran di negeri kita sampai saat ini masih salah kaprah, salah satu bentuknya adalah perilaku mengajar guru lebih mementingkan asas efisiensi ketimbang efektifitas pengajaran. Untuk merombak masalah tersebut, pihak sekolah harus berani melakukan reformasi di dalam pengelompokkan siswa sehingga dihasilkan kelas-kelas dengan kapasitas belajar anak yang relatif homogeny, dan demikian materi belajarnya dapat disesuaikan dengan kapasitas tiap-tiap kelompok atau kelas. Itu sebabnya seorang guru harus mengenali betul anak didiknya, agar mampu mendiagnosis kesulitan-kesulitan belajar siswa, dan memberikan bantuan, tugas-tugas individual.
Guru sebagai mediator pembelajaran.
Sekolah didirikan oleh masyarakat untuk mendidik anak menjadi warga negara yang berguna dalam masyarakat, dan untuk mengajar anak menjadi warga negara yang cerdas. Karena masyarakat sebagai sumber belajar, maka guru hendaknya mampu mengenal masyarakat serta lingkungannya dan memanfaatkan secara fungsional dalam pembelajaran. Dengan demikian guru bertindak sebagai mediator atau fasilitas belajar. Dan sekolah hendaknya bersifat community oriented dan memiliki hubungan yang baik dengan masyarakat. Sebaliknya masyarakat juga harus rela memberikan bantuan yang diperlukan oleh sekolah.
Guru sebagai koreograper
Maksud guru sebagai koreograper yaitu guru yang menuntut pelibatan aspek aestetikal dan emosional di dalam melaksanakan tugasnya. Guru perlu melibatkan kemampuan teknis mengajar disamping harus mampu menata aspek emosional, baru kemudian mengajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar